Webtoon yang dulu hanya sekadar media mix kini semakin sering diadaptasi menjadi drama atau film animasi. Adaptasi
webtoon ke dalam bentuk animasi merupakan strategi efektif untuk mempertahankan pesona karya asli, sekaligus untuk merealisasikan dunia maya di dalam cerita. Oleh karena itu, ke depannya diperkirakan akan semakin banyak
webtoon yang diadaptasi ke dalam bentuk animasi.
Poster animasi webtoon favorit pembaca. Dari atas “Lookism” (2022), “Beauty Water” (2020), “Dokkaebi Hill” (2021~2022), “My Daughter is a Zombie” (2022).
© Netflix
© SS Animent Inc., Studio Animal, SBA
© Kim Yong-hoe, Soul Creative, CJ ENM, KTH, SBA
© EBS, Durufix
Seiring dengan diadapatasinya webtoon terkenal ke dalam bentuk animasi belakangan ini, spektrum media mix pun ikut berkembang. Pada tahun 2020, karya SIU dan karya Yongje Park menyapa pemirsa global ketika diadaptasi menjadi animasi TV. Pada periode yang sama, webtoon karya Sungdae Oh berjudul yang merupakan kritik terhadap orientasi masyarakat yang berpusat ke penampilan fisik diadaptasi menjadi film animasi berjudul hingga akhirnya diundang ke festival film nasional dan internasional.
Pada tahun 2022, Netflix memproduksi dan menayangkan versi animasi yang merupakan webtoon kenamaan karya Taejun Pak. Masih banyak karya yang mengantre untuk diadaptasi menjadi animasi. Webtoon berjudul yang ceritanya dikembangkan dari webnovel karya Chugong sedang diproduksi ke dalam bentuk animasi atas permintaan penggemar asing.
Selama ini, sudah banyak webtoon yang diadaptasi menjadi drama atau film, tetapi jarang yang diadaptasi ke dalam bentuk animasi, sehingga wajar jika fenomena ini semakin disorot.
Media Mix yang Efektif
Manhwa (komik, cerita bergambar) telah diadaptasi menjadi animasi sejak sekitar seratus tahun lalu. Adaptasi manhwa ke dalam bentuk animasi dianggap lumrah setelah Winsor McCay menggambar pergerakan tokoh-tokoh di dalam (1911) ke dalam empat ribu lembar kertas.
Jepang memiliki sistem media mix khusus bernama ‘Komite Produksi’ di balik gelombang ke-3 ledakan kepopuleran animasi pada tahun 1990-an. Seri manhwa di majalah diterbitkan menjadi buku, serta diproduksi menjadi animasi dan produk terkait lain yang berhasil memperkuat basis penggemar. Para pembaca manhwa secara otomatis berubah menjadi penonton animasi berkat banyaknya karya yang diadaptasi menjadi serial TV atau film animasi. Sementara itu, ada pula animasi di saluran anak-anak yang kemudian diadaptasi menjadi manhwa. Dengan begitu, penikmat animasi dan manhwa dengan sendirinya dapat menerima proses adaptasi webtoon ke dalam bentuk animasi.
Webtoon terdiri dari gambar dan dialog di atas permukaan dua dimensi, sehingga memiliki keterbatasan karena hanya bisa dinikmati dengan mata. Namun, webtoon juga memiliki kelebihan, yakni mampu merealisasikan dunia maya secara efektif. Selain itu, gambarnya yang statis juga dapat dibuat seolah-olah bergerak. Gaya gambar serta penggunaan kata untuk menirukan bunyi maupun ideofon dapat membuat setiap adegan terasa nyata. Singkatnya, segala macam dunia khayalan dapat direalisasikan di dalam webtoon.
Terdapat dua metode untuk memvisualisasikan dunia maya di dalam webtoon, yaitu metode syuting video live-action seperti drama atau film dan metode membuat animasi. Namun, syuting harus dilakukan di studio besar dan melalui proses penambahan efek khusus jika ingin memproduksi film atau drama live-action bergenre fiksi ilmiah atau fantasi. Proses produksi seperti ini dikenal rumit dan memakan biaya besar. Sementara itu, animasi webtoon memiliki kelebihan berupa proses produksi yang relatif sederhana dan efisien tanpa mengorbankan pesona karya aslinya. Animasi 2D khususnya lebih efektif untuk mempertahankan daya tarik karya asli dibandingkan animasi 3D. Selain itu, pembaca webtoon biasanya tidak merasakan adanya penolakan untuk menikmati karya kesukaan dalam bentuk animasi.
Sempurna untuk Merealisasikan Fantasi
Adegan pada volume 6 “The God of Highschool” karya Yongje Park yang dirilis di NAVER WEBTOON dari April 2011 – Oktober 2022. Salah satu karya unggulan NAVER WEBTOON ini diadaptasi menjadi animasi TV pada tahun 2020 yang ditayangkan di Korea dan Jepang. Karya ini menceritakan tokoh-tokoh yang masing-masing memiliki alasan mengapa mengikuti suatu kompetisi bela diri yang berjanji akan mengabulkan keinginan pemenangnya.
© NAVER WEBTOON, Park Yongje
Salah satu genre yang sering muncul di dunia webtoon belakangan ini adalah fantasi. Romance fantasy atau game fantasy yang menjanjikan ketegangan melalui proses saat tokoh utama mengalahkan musuh untuk menjadi yang terkuat akan cenderung lebih efisien jika diadaptasi ke dalam bentuk animasi dibandingkan video live-action.
Bercerita tentang anak lelaki yang berkembang melalui petualangan di dunia fantasi, webtoon menggambarkan perjalanan tokoh utama saat memasuki sebuah menara untuk menemukan seorang gadis yang dianggap seperti keluarga sejak kecil. Seri NAVER WEBTOON yang dimulai sejak 2010 ini masih diperbarui setiap minggu dan pasti akan menemui berbagai kesulitan jika diproduksi menjadi film atau drama live-action.
Masalah utamanya adalah apakah dunia fantasi di webtoon dapat direalisasikan ke dalam film live-action. Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi digital, semakin banyak pula film-film yang diproduksi menggunakan efek khusus berkualitas tinggi. Namun, masih banyak masalah yang harus diatasi. Gambar yang dilukis menggunakan tangan memberikan ruang kepada para pembaca untuk berempati melalui proses melebih-lebihkan atau pengurangan, Sementara itu, adegan nyata yang diperankan oleh para aktor pasti akan kesulitan untuk memberikan ruang seperti itu. Rasa kecewa juga akan sangat terasa saat bayangan setiap pembaca tidak sesuai dengan yang digambarkan di adegan. Singkatnya, tidak mustahil untuk merealisasikan dunia dan karakter di webtoon ke dalam video live-action, tetapi sulit untuk membuat video tersebut terasa meyakinkan. Karenanya, digunakanlah metode animasi untuk menghindari kesulitan seperti itu.
Menggaet Pembaca Potensial
Industri webtoon secara bertahap sedang membangun sistem industrialisasi yang mengarah ke sistem penjualan produk video webtoon. Basis penggemar setia harus dipertahankan dan audiens baru harus diperluas melalui diversifikasi IP (Intellectual Property) agar industri ini dapat mengamankan posisi sebagai bisnis konten global yang komprehensif.
Saat diproduksi ke dalam beberapa episode serial animasi TV, kisah seri panjang webtoon dapat meningkatkan kepuasan para pembaca setianya. Sementara itu, mengingat target utama saluran animasi adalah anak-anak, adaptasi webtoon ke dalam bentuk animasi dapat menjadi batu loncatan untuk menggaet pembaca potensial. Para pembaca yang masih asing dengan format webtoon yang harus dibaca melalui ponsel dengan menggulirkan halaman secara vertikal dapat menikmati versi animasi terlebih dulu hingga akhirnya muncul keingintahuan terhadap webtoon. Strategi mengadaptasi webtoon ke dalam bentuk animasi ini tidak hanya efektif untuk pembaca potensial, melainkan juga untuk pembaca buku komik yang telah terbiasa menyaksikan versi animasi buku tersebut.
Sulit untuk menjamin ke genre apa sebuah IP harus diproduksi agar berhasil. Namun, genre animasi bisa menjadi salah satu jawaban jika mempertimbangkan selera konsumen yang semakin beragam dan konsistensi versi adaptasi dengan karya aslinya.
“Dokkaebi Hill” karya Kim Yong-hoe merupakan seri webtoon fantasi yang masih bersambung sejak volume pertamanya dirilis di Kakao Webtoon pada Agustus 2013. Karya ini berkisah tentang petualangan tokoh utama bersama teman-teman untuk mencari orang tuanya yang menghilang tiba-tiba. Soul Creative dan CJ ENM mengadaptasinya menjadi serial TV yang ditayangkan setiap minggu di kanal TV anak-anak dan remaja Tooniverse dari Juli 2021 – Februari 2022.
© Kim Yong-hoe, Soul Creative, CJ ENM, KTH, SBA
“Cats are Masters of the World” adalah webtoon di Kakao Page karya HON yang dirilis pertama kali pada Maret 2020 dan tamat pada tahun yang sama. Menceritakan tentang keseharian seekor kucing dan hewan lain di sekitarnya yang bermimpi untuk menaklukkan dunia, karya ini sedang diproduksi menjadi serial TV animasi dan dijadwalkan tayang pada awal 2024.
© Cats are Masters of The World Animation Partners
“My Daughter is a Zombie” karya Lee Yun-chang yang dirilis tahun 2018-2020 di NAVER WEBTOON menceritakan perjuangan seorang ayah untuk melindungi putrinya yang berubah menjadi zombie. Karya ini meninggalkan kesan dalam bagi para pembaca melalui keseriusan tema dan humor yang terselubung, Durufix dan EBS bekerja sama dalam mengadaptasi karya ini menjadi animasi TV dan telah ditayangkan di EBS pada 2022.
© EBS, Durufix