메인메뉴 바로가기본문으로 바로가기

Lifestyle > 상세화면

2020 SUMMER

Ketika Anda Terlelap

“Pengiriman pagi buta” dan “pengiriman super cepat” sangat digemari di kalangan rumah tangga perkotaan Korea. Kalau pembeli memesan sebelum tengah malam, bahan-bahan untuk sarapan dan barang kebutuhan sehari-hari lainnya itu sudah ada di depan pintu sebelum subuh. Namun tentu saja, ada juga kekurangan dari kenyamanan yang luar biasa ini.

Tahun-tahun sebelum pandemi, karantina wilayah dan kelangkaan pangan berkelindan satu sama lain, penduduk di kota-kota di Korea sudah menikmati layanan pengiriman barang kebutuhan sehari-hari ke rumah mereka. Perjalanan ke toko yang memakan waktu lama membuat mereka mencoba layanan baru ini. Dan, pengiriman di pagi buta menyempurnakan transformasi ini. Sekarang, sementara pembeli tidur pulas, barang-barang pesanan mereka disiapkan, dikemas, dan dikirim. Saat ini, dengan pembatasan jarak yang menjadi perhatian dunia, pengiriman barang-barang kebutuhan rumah tangga tidak hanya praktis tapi juga sangat dibutuhkan.

Selamat Tinggal, Superstore

Pekerja bekerja keras sepanjang waktu untuk memilah pesanan dan mengemas barang di pusat distribusi perusahaan pengiriman startup. © Pasar Kurly

Dulu, mereka yang membeli kebutuhan rumah tangga dalam jumlah banyak atau membeli barang-barang berukuran besar sering kali, jika tidak selalu, meminta barang-barang itu dikirim ke rumahnya. Kemudian, pada tahun 1990-an, toko-toko besar itu membuat aturan standar. Pada tahun 2015, sebuah pusat perbelanjaan online lokal meningkatkan layanannya dengan melakukan pengiriman di pagi hari. Sekarang, pembeli bisa membeli bahan-bahan untuk sarapan malam sebelumnya dan barang-barang itu sudah ada di depan pintu keesokan harinya. Mereka hanya perlu memesannya sebelum tengah malam untuk memastikan pengiriman dilakukan sebelum pukul 7 pagi atau lebih awal. Dengan pengemasan yang sangat bagus dari perusahaan logistik, bahan-bahan yang cepat basi (termasuk daging segar dan produk olahan susu), barang yang tidak basi atau barang yang bukan makanan seperti sabun cuci piring diantar dengan aman sampai di depan pintu. Pendek kata, semua barang yang tersedia di toko-toko besar itu bisa juga dibeli secara online.

Tampaknya sekali saja sebuah keluarga mencoba pengiriman barang kebutuhan sehari-hari, mereka akan terpikat. Pengiriman ke rumah-rumah ini sangat mengubah pola belanja bahan makanan sehingga beberapa cabang toko-toko besar terpaksa tutup. Pergi ke toko besar merupakan ritual di akhir pekan bagi banyak keluarga. Karena jam kerja di Korea yang sangat panjang dan menyisakan sedikit sekali waktu untuk berbelanja, biasanya para pembeli memenuhi keranjang mereka dengan persediaan makanan untuk satu minggu penuh. Tapi, sejak pengiriman ke rumah secara perlahan tapi pasti mulai memasuki rutinitas rumah tangga, waktu lama yang dihabiskan untuk mengendarai mobil ke toko dan pulang ke rumah, mencari tempat parkir yang penuh, menyusuri lorong-lorong di dalam toko dan antre di depan kasir menjadi tidak perlu atau kurang menarik.

Perusahaan logistik ikut ambil bagian dalam berkembangnya cara baru berbelanja bahan makanan ini, dengan menawarkan pengiriman super cepat dan memperluas layanan ke pasar lain. Pusat perbelanjaan online yang menerima pemesanan pakaian sebelum pukul 10 pagi akan memastikan barang tersebut sampai di pintu pembeli sore harinya. Produk-produk kecantikan yang dibeli secara online juga mendapatkan layanan pengiriman super cepat ini. Pengambilan dan pengiriman binatu – pakaian yang harus dicuci dengan cara dry-clean, sepatu, tas dan bahkan selimut – juga ada. Layanan cuci dan setrika juga tersedia, dan pakaian itu akan diantar dalam dua hari.

Masalah hak-hak pekerja dan kondisi kerja untuk tenaga pengantar kini menjadi fokus karena meningkatnya jumlah pembeli yang memesan bahan makanan dan selain makanan sebelum fajar tiba. © Coupang

Layanan pengiriman kilat adalah refleksi sifat orang Korea yang ingin serba cepat. Karakter nasional ini tampak dalam jawaban para profesional medis, pegawai pemerintah dan responden umum mengenai pandemi wabah COVID-19.

Sejak pecahnya pandemi COVID-19, petugas pengiriman meninggalkan paket di ambang pintu atau menggantungnya di sekitar gagang pintu untuk menghindari interaksi tatap muka dengan pelanggan. © SSG.COM

Lingkungan Sosial

Perusahaan logistik baru-baru ini memulai upaya untuk meminimalkan pengemasan dan mengembangkan bahan pengemasan yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, karena limbah pengemasan yang berlebihan telah menjadi masalah sosial. © Pasar Kurly

Sejak wabah pandemi COVID-19, orang-orang di banyak negara kehabisan makanan dan bahan-bahan lain. Tapi kekacauan ini tidak terjadi di Korea, bukan hanya karena kebanggaan sebagai orang Korea, namun juga karena persediaan logistik dan sistem pengiriman yang stabil. Rak di toko-toko tidak kosong diserbu pembeli yang panik dan layanan pengiriman ke rumah berarti tidak perlu menunggu lama hanya untuk masuk ke dalam toko.

Pengiriman ke rumah sudah pasti lebih dipilih bukan hanya karena kenyamanannya melainkan juga karena pengiriman ini mematuhi panduan untuk membatasi kontak fisik selama pandemi. Petugas pengiriman bisa meninggalkan barang pesanan di kantor atau manajemen gedung residensial atau meletakkannya di depan pintu, memencet bel, lalu pergi. Tidak perlu ada interaksi tatap muka dengan penjual atau petugas pengiriman.

Dalam banyak hal, pelayanan pengiriman kilat merupakan cermin masyarakat Korea yang menekankan kecepatan. Orang Korea terbiasa melakukan segala sesuatu dengan cepat dan menginginkan jawaban yang cepat dalam segala hal sejak proses industralisasi yang sangat pesat pada tahun 1960-an dan 1970-an. Bahkan kantor-kantor pemerintah dinilai berdasarkan cepatnya mereka menyelesaikan sebuah pekerjaan. Karakter nasional ini tampak dalam jawaban para profesional medis, pegawai pemerintah, dan responden umum mengenai pandemi wabah COVID-19.

Ada faktor lain yang memungkinkan pengiriman cepat dapat dilakukan: di Korea, barang kebutuhan sehari-hari atau produk lain yang ditinggalkan di depan pintu hampir tidak pernah hilang. Di negara ini, ketika pengunjung kafe ingin ke kamar kecil, mereka bisa meninggalkan laptop dan barang pribadi lainnya tanpa khawatir akan hilang. Pemilik toko juga meletakkan barang dagangannya di luar toko dan yakin barang-barang itu tidak akan dicuri. Tanpa lingkungan sosial seperti ini, layanan pengiriman pagi buta ini tidak pernah bisa menjadi gaya hidup baru. Siapa yang akan menggunakan layanan ini jika mereka tidak bisa tidur di malam hari karena khawatir seseorang akan mencuri barang-barang kebutuhan sehari-hari yang seharusnya dikirimkan esok paginya?

Sisi Lain

Sistem logistik ini beroperasi 24 jam tujuh hari dalam seminggu. Petugas pengiriman pagi buta biasanya tidur di siang hari, dan menjalani hidup dengan ritme seperti ini demi kenyamanan orang lain. Selain itu, pekerjaan mereka juga sangat berat secara psikis. Bahkan, petugas pengiriman siang hari pun tidak dapat menghindari perasaan dikejar-kejar ketika ada pembeli yang tidak ingin pengiriman barang mereka terlambat sedikit pun. Itulah yang membuat sebagian besar petugas pengiriman berada dalam lingkungan persaingan sangat ketat yang memaksa mereka melakukan pekerjaan setepat mungkin jika ingin mengungguli petugas lain.

Walaupun persaingannya sangat ketat, petugas pengiriman tidak dibayar secara memadai. Agar mampu bersaing, perusahaan mematok harga yang sangat rendah, sekitar 2,500 sampai 3,000 won (kurang dari US$3) untuk barang kecil sampai sedang dan tanpa ongkos kirim untuk pemesanan dalam jumlah besar. Pemberian tip bukan sesuatu yang lazim di Korea, sehingga petugas-petugas ini hanya mendapatkan penghasilan dari gajinya saja. Baru-baru ini, sekelompok orang mengangkat isu mengenai pengiriman super cepat ini dan menuntut pekerja dalam bidang pengiriman ini mendapat kompensasi yang masuk akal.

Masalah lainnya adalah pengemasan yang berlebihan. Pengiriman makanan dilakukan dengan memakai kotak styrofoam, yang bisa membuat daging, buah dan sayuran tetap dingin dan mencegah bahan-bahan makanan lunak menjadi rusak. Dalam waktu singkat, rumah dipenuhi tumpukan bahan kemasan yang tidak terurai ini.

Ketika layanan pengiriman pagi pertama kali datang dalam hidup kita, kenyamanannya membuat kita menutup mata dari kenyataan yang lain, dan mengabaikan masalah yang timbul dari pengemasan berlebihan ini. Sekarang, masalah ini menjadi perhatian serius. Sebagian perusahaan sudah mengurangi pengemasan sebanyak mungkin dan menggunakan bahan yang dapat didaur ulang. Misalnya, mereka mengganti kemasan plastik dengan kemasan kertas yang diisi air beku, dan mengganti perekat plastik dengan perekat kertas. Sebagian perusahaan lain mengumpulkan kotak atau tas bekas untuk mengurangi ketidaknyamanan pembeli. Penjual juga ikut berperan dengan tidak lagi membungkus barang yang kecil dengan kotak-kotak yang jauh lebih besar yang harus diisi dengan pembungkus plastik bergelembung. Sekarang, kotak dalam beragam ukuran dan pembungkus kertas juga tersedia.

Kim Yong-subAnalis Tren

전체메뉴

전체메뉴 닫기