메인메뉴 바로가기본문으로 바로가기

Image of Korea > 상세화면

2016 WINTER

Kebangkitan Hanbok dan Nilai Tersembunyi

Di sepanjang jalan ramai di sekitar pusat kota bersejarah Seoul seperti lingkunganrumah-rumah tradisional di Bukchon dan kompleks megah Istana Gyeongbok, padahari-hari tertentu dijumpai banyak perempuan muda lalu lalang dalam balutan hanbokyang gemilang. Banyak orang bertanya-tanya apakah sedang berlangsung festival. Atau apakahmereka para undangan yang meninggalkan resepsi pernikahan? Itukah hanbok, busananasional Korea, yang dikenakan kembali? Dengan dibukanya pelabuhan pada akhir abad ke-19,kecintaan pada busana tradisional mulai surut dengan masuknya pengaruh barang-barangasing. Namun hingga tahun 1960-an, orang-orang yang berbusana hanbok masih menjadipemandangan umum di jalan-jalan kota Seoul. Jas gaya barat dan pakaian jalan menjadi normaketika industri fashion mulai berkembang berkat produksi massal dan keterjangkauan tekstil.Hanbok disimpan di almari, dikenakan kembali pada liburan nasional seperti Tahun Baru danChuseok (Harvest Moon Festival), dan pada kesempatan khusus seperti pernikahan.
Walaupun jauh dari pengamatan, hanbok datang kembali ke blantika fashion dalambeberapa tahun terakhir. Bagaimana hal itu terjadi? Acara Hari Hanbok tahunan, yangdiselenggarakan pada tahun 1996 oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata(kemudian Kementerian Kebudayaan dan Olahraga) sebagai isyarat awal. Namun popularitashanbok merebak karena kebijakan bebas masuk ke istana kuno Seoul bagi siapa saja yangdatang dengan mengenakan pakaian tradisional. Di bawah pengelolaan Dinas Warisan Budayasejak Oktober 2013, tiket masuk gratis bagi pengunjung tidak hanya berlaku untuk empatistana kuno di Seoul, tetapi juga kuil kerajaan Jongmyo dan makam kerajaan Dinasti Joseon.Tren hanbok benar-benar dimulai ketika Istana Gyeongbok Palace dan Changgyeong dibukauntuk umum pada wisata malam selama beberapa kali dalam setahun. Untuk mengontroljumlah pengunjung, hanya mereka yang telah memesan lebih dahulu diperbolehkan masuk.Persaingan ketat, tetapi mereka yang mengenakan hanbok bisa menikmati tur istana di malamhari, gratis, tanpa harus berebut dalam persaingan dan kerumitan pemesanan. Anda tinggalberjalan dengan kamera yang selalu siap. Program ini sangat populerdi kalangan penduduklokal, namun juga menarik hati para wisatawan asing.
Menanggapi tren ini, banyak foko persewaan hanbok tumbuh dekat istana dan menikmatibisnis yang luar biasa. Pembuatan hanbok tradisional itu sulit, karena itu mahal, terutamauntuk orang-orang muda. Namun sekarang mereka dapat menyewa dengan tidak begitumahal dan berjalan-jalan dengan busana tradisional selama beberapa jam atau sepanjang hari.Media sosial dibanjiri foto dari pasangan atau teman-teman dalam balutan hanbok menikmatipengalaman melangkah anggun bagaikan tokoh film di sekitar istana kerajaan atau desa-desatradisional. Selama beberapa jam atau sehari mereka menjadi aktor dan aktris dalam kostumtradisional, merekam diri mereka kemudian membaginya secara online. Pada momen tersebut,mereka seakan berada di atas panggung dan hanbok mampu mengekspresikan fantasi yangindah.
Akankah orang-orang muda menyadari bahwa di saat industri hanbok tradisional runtuh dandibuat secara sederhana, hanbok impor menghiasi toko-toko persewaan mengubah keindahanasli dari hanbok menjadi sekadar barang dagangan warna-warni?

 

Kim Hwa-youngKritikus Sastra, Anggota Akademi Seni Nasional

전체메뉴

전체메뉴 닫기