메인메뉴 바로가기본문으로 바로가기

Features > 상세화면

2016 AUTUMN

FITUR KHUSUS

DMZ: Tanah Larangan Dipandang Melalui Pagar Kawat BerduriFITUR KHUSUS 2Ekologi DMZ yang Tersembunyi dalam Keheningan

DMZ Korea adalah salah satu sumbu ekologis penting di Semenanjung Korea. Meskipun ada deforestasi diakibatkanaktivitas militer, dan karena sejak berakhirnya Perang Korea, tempat ini bebas dari gangguan peradaban, sepertipembangunan jalan atau urbanisasi selama lebih dari 60 tahun, memungkinkan di bagian barat tercipta rawa-rawa,sementara di sebelah timur terbentuk hutan subtropis alami.

Observatori Taepung di Yeoncheon, ProvinsiGyeonggi, memperlihatkan pemandanganSungai Imjin yang berkelok-kelok ke selatanmelalui DMZ dari Korea Utara.

Akses ke DMZ dibatasi untuk sejumlah tentara militer dua Korea yang ditugaskan di perbatasan.Setelah berakhirnya Perang Korea, akses warga sipil ke perbatasan bisa dihitung dengan jari.Sebagai pegawai pemerintah yang ditugasi untuk menilai dampak lingkungan daerah sekitar reldan jalan melalui Gyeongui dan Donghae yang menghubungkan Korea Selatan dan Utara, saya denganalasan umum sempat 3 kali melintasi daerah terlarang DMZ di tahun 2000-an saat suasana rekonsiliasiselatan dan utara sedang maraknya. Namun penelitian saat itu sangat terbatas di beberapa daerah saja.

Pada tahun 2006, saya pernah turut berpartisipasi sebagai anggota dalam salah satu penelitianlingkungan hutan DMZ yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhutanan dan didukung olehKementerianPertahanan. Dengan berjalan kaki melintasi semua daerah dari bagian depan barat dimulut Sungai Imjin di Paju, Provinsi Gyeonggi sebagai titik berangkat menuju Goseong, yakni ujungdepan timur di sepanjang batas selatan Cheolchaek, kami bisa meninjau realitas DMZ secara rinci.Melewati garis kontrol sipil DMZ di pagi hari dan berjalan satu hari dengan jarak yang dibatasi selamadua bulan penuh di wilayah demarkasi militer bagian selatan merupakan pekerjaan melelahkan. Disana terdapat beragam ekosistem hutan iklim yang menyebar bagai mosaik. Dalam genangan airhingga hutan rimba, semua bagai melaporkan keanekaragaman ekologi di tempat ini.

Rawa-rawa Habitat Keanekaragaman Makhluk Hidup

Di wilayah barat dari DMZ yang paling menunjukkan pemandangan dinamis adalah rawa-rawanya.Semua aliran yang mengelilingi zona demiliterisasi membentuk satu lahan lembab yang terprosesmelalui transisi alami. Di antara berbagai bentuk aliran air seperti sungai, anak sungai, aliran air,waduk, genangan air, sampai parit, masih ada beberapa tempat yang tersisa tanggul-tanggul sawah tuayang tersebar di sana sini.

Ikan mandarin emas, sebuahmonumen yang secara alamiterbentuk, berenang di huluSungai Bukhan di daerahHwacheon, Provinsi Gangwon, diDMZ.

Di daerah pedesaan Neoreun yakni di wilayah pertengahan sebelah barat dari Semenanjung,terdapat sebuah desa sebelum terjadinya perang. Lahan sawah menyebar di sepanjang aliran air. Kegiatantani yang terhenti akibat perang berubah perlahan mengikuti perjalanan waktu panjang dan seiringdengan aliran air serta karya alam, menjadikannya sebagai nirwana bagi berbagai mahkluk hidupyang berhabitat di rawa-rawa seperti burung, ikan, amfibi, reptil, serangga dan sebagainya. Jika kitaberjalan di sepanjang rawa-rawa ini dan menyaksikan berbagai aspek yang terhampar di depan matamaka kita akan terkagum melihat karya alam di lahan di mana budaya pertanian terhenti. Di musimdingin, tempat ini menjadi persinggahan kawanan burung musiman seperti durumi (Crane Merah) danjaedurumi (Crane Putih).

Gorani (sejenis rusa), adalah penghuni rawa–rawa ini yang merupakan spesies yang dilindungisecara internasional. Gorani memiliki sosok kecil dan lemah bila dibandingkan dengan rusa atau hewanlainnya, suka menikmati ketenangan di tempatyang leluasa sehingga terkesan jinak.

Tetapi jika iasedang melompat dan berlari, maka ia tidak kalahdengankucing atau jenis binatang buas lainnya.

Sebagian besar sungai-sungai yang mengalirdari utara ke selatan melintasi sungai danlembah di DMZ sangat jernih airnya sebelumterjadinya modernisasi dan industrialisasi.Di sini kegiatan pembangunan apapun tidakdiperbolehkan, bahkan kegiatan menangkap ikanatau memancing juga dilarang, memungkinkanberbagai jenis ikan air tawar berkembang biakdan berenang bebas. Bisa dikatakan ikan-ikanmemenuhi aliran air. Sungai-sungai seperti inimenjadi habitat dari hewan langka seperti berangberang.Adapun berang-berang memangsa ikanikanyang hidup di perairan habitatnya.

Jika kita berjalan di sepanjang rawa-rawa ini dan menyaksikan berbagai aspek yang terhampardi depan mata maka kita akan terkagum melihat karya alam di lahan di mana budaya pertanianterhenti. Di musim dingin, tempat ini menjadi persinggahan kawanan burung musiman sepertidurumi (Crane Merah) dan jaedurumi (Crane Putih).

Kawasan Hutan Timur

Sebuah kawanan rusa air berjalandi sepanjang pagar kawatberduri di daerah garis depanpusat DMZ.

Wilayah bagian timur dari perbatasan secara keseluruhannya adalah kawasan hutan. Lerenglembahnya terjal dan curam. Di sini kalaupun terjadi kebakaran hutan, biasanya tidak menyebarluas. Karenanya tempat ini menjadi habitat yang aman bagi hewan-hewan. Tentara-tentara yangbertugas di kawasan ini mengaku sering bertemu dengan hewan-hewan yang terancam punah sepertidomba liar ataupun rusa liar. Rusa liar tidak terlihat lagi sejak tahun 1970-an selain di daerah DMZ disemenanjung, dan mulai menampakkan diri lagi di tahun 2014 serta dimasukkan dalam 'daftar merah'flora dan fauna yang terancam punah di International Union for Conservation of Nature. Di daerah inihidup juga mamalia lain seperti berang-berang, rusa merah, gorani, tupai terbang, kucing tutul, danberuang Asiatic. Yang menakjubkan, hewan yang menghuni wilayah DMZ ini tidak lari walau didekatimanusia. Mungkin karena ada satu kepercayaan unik dalam militeryang meyakini jika menangkap hewan liar di kawasan militer akanmendatangkan bencana.

Di pegunungan nan megah dan puncak-puncaknya yangsambung menyambung dan puncak megah . pohon-pohon sepertiSingal, Gachoam, Gulcham, Mulbakdal, Sanbeotkot, Goroswe, Eum,Gare, Gwijong, Shin, dan Dangdanpung tumbuh dengan suburnya.Solnari dan Geumgangchorong serta lebih dari 30 spesies tanamanendemik asli Korea juga tumbuh dengan subur.

Alam dan ekosistem dari DMZ telah memicu rasa ingin tahubanyak orang. Namun, penelitian ekologi yang telah dilakukansampai kini hanyalah sebatas 10% dari total area yang ada, danitupun telah lama dilakukan. Juga terlalu banyak area yang tidakmungkin diakses karena merupakan wilayah beranjau. Yang bisakita harapkan hanyalah cepat terciptanya dasar bagi perdamaianantara Utara dan Selatan agar penelitian ekologi skala menyeluruhuntuk mengungkap misteri alam dapat menjadi nyata.

Burung-burung migran tidakmengenal batas saat merekatiba untuk mencari biji-bijianliar di Dataran Cheorwon, ketikapanen berakhir.

Sekuntum bunga dog’s-toothviolet tumbuh melalui celah topibaja yang sudah berkarat.

Ikhtisar Ekologi DMZDinas Kehutanan dan Peneliti bidang Kehutananmemisahkan ekosistem hutan di wilayah DMZ dandaerah sekitarnya menjadi 4 daerah luas yakni daerahpesisir barat, daerah daratan tengah barat, daerahpegunungan tengah timur dan daerah pesisir timur.

■ Daerah pesisir barat adalah wilayah perairandengan lahan basah berskala besar yang meliputimuara Sungai Han dan Sungai Imjin. Di perbukitandengan ketinggian sekitar 100m tanah yang suburdigunakan sebagai lahan pertanian. Tempat ini jugamerupakan habitat dari jenis burung yang terancampunah seperti burung Jeo-eo, Jaedurumi, Gaeri danlain-lain.

■ Daerah dataran tengah barat meliputi dataranCheolwon dan cekungan vulkanik Hantan dariKabupaten Yeoncheon. Di kelokan Sungai Imjin danSungai Hantan, jenis burung terancam punah yakniDurumi dan Jaedurumi menetap selama musim dingin.

■ Daerah pegunungan tengah timur terdiri darilembah sungai yang mengalir dari Baekdu Daegansampai ke Hanbuk, dan di sekitarnya dikelilingipengunungan dengan ketinggian lebih dari 1000 mdengan hutan lebat. Tempat ini adalah habitat bagihewan terlindung seperti Sanyang (sejenis kambinggunung) dan Sahyang Noru (sejenis rusa liar).

■ Di sebelah timur daerah pesisir timur dikelilingiBaekdu Daegan, dan di daerah mulai dari PuncakHyangro sampai Gunung Geonbong telah ditetapkansebagai cagar alam.

Seo Jae-chulAnggota Ahli Koalisi Hijau
Ahn Hong-beom, Kim CheolFotografer

전체메뉴

전체메뉴 닫기